|
"Mengefektifkan Penggunaan Pop-Up di Situs Web" Oleh Bob Julius Onggo Iklan dalam bentuk pop-up mudah ditemukan di dunia maya. Iklan jenis ini membuat banyak pengunjung merasa muak dan 72,4% pengunjung sungkan menunggu untuk melihatnya. Riset yang dilakukan oleh Jupiter
Media Metrix yang dilakukan di bulan Juni tahun lalu menunjukkan bahwa 41 persen
dari responden mengatakan bahwa pop-up itu sangat mengganggu dan mempengaruhi
keputusan mereka untuk berkunjung lagi. Riset yang sama juga dilakukan baru-baru
ini, ternyata hanya 23 persen responden yang menyatakan bahwa pop-up adalah
salah satu hal mengapa mereka mau berkunjung lagi. Sehingga mereka hanya menggunakan
2 hingga 3 persen saja dari seluruh taktik pemasaran online di dunia maya. Jadi
untuk situasi-situasi khusus seperti inilah pop-up sangat besar pengaruhnya. Bayangkan pop-up muncul menawari 2
tiket gratis menonton di Twenty One, pasti ini akan menggoda siapa saja yang
suka menonton untuk mengklik. Namun perlu berlaku seimbang. Iklan-iklan yang memiliki content yang rich sudah dimanfaatkan sekitar 7 hingga 8 persen dari market sekarang ini, dan akan terus meningkat secara signifikan. Mengapa? Satu alasan adalah fakta bahwa audiens mendapati bahwa mereka sudah terbiasa dengan pesan-pesan komersial yang mirip TV dan skeptis terhadap iklan jenis banner dan pop-up. Itulah sebabnya mereka berupaya memanfaatkan hal ini untuk menggunakan bentuk yang lebih keren namun terbiasa. Kebangkitan dari Pop-Up Atau juga bisa digunakan pop-up seperti yang digunakan oleh situs web Travelocity. Lima pulau Hawaii muncul perlahan-lahan di layar komputer, kemudian iklan pop-up tersebut mengatakan, "Klik di sini jika Anda mau pergi ke sana." Dan kenyataannya sangat efektif. Agar penggunaan pop-up efektif, maka anggaplah pop-up seperti kepompong, demikian kata Buchwalter, senior analis dari Nielsen NetRatings. Artinya manfaatkan teknologi yang praktis yang berkembang dan aspek kreatif yang berpusat pada pop-up. Para pengiklan professional sedang mengerjakan hal ini. Mengefektifkan Pop-Up Dahulu ketiganya memiliki
kontribusi yang tinggi dalam hal clickthrouh. Namun sekarang berubah. Namun agar
tetap mempertahankan click yang tinggi, ketiga taktik tersebut dapat tetap
digunakan, namun dengan menambahkan aspek dan modifikasi kreatifitas dan trik,
maka Anda akan mendapati bahwa pop-up dan saudaranya akan tetap memberikan
hasilnya. Taktik seperti ini sebenarnya
sudah diterapkan oleh situs-situs web yang hanya membidik pasar tertentu (nich
market) dengan minat yang spesifik. Bob Julius Onggo adalah Chief editor pada situs webnya, sekaligus sebagai pembicara di berbagai seminar dan forum pemasaran dan bisnis online, dan kolomnis tetap di majalah InfoNet sekarang InfoKomputer dan Bisnis Komputer serta pemulis di Majalah Warta Ekonomi juga artikelnya dijumpai di Majalah Profesi HRD serta di beberapa tabloid, surat kabar, dan majalah. Beliau juga sering menjadi pembicara tamu dari beberapa perusahaan maupun beberapa Universitas Terkemuka di Indonesia (www.bjoconsulting.com) |
Copyright © 2001-2011 BJO Consulting |